Mereka bilang aku minggu siang yang tak pernah lelah
Sementara buku jariku sering berdarah
Memetik senar hingga sayap jiwaku terbang
Mencabik senar hingga paruh jiwaku patah
Nada itu, selalu membawaku pada musim-musim
melewati gurun, lembah, ngarai hingga lorong mimpi
Trompet melengking, genderang tambur bergema
langkah lars serdadu luka tertatih
menahan perih, sehabis perang gerilya
Billy Holiday menyanyi, suaranya galau
Menyalak mengoyak tabir kelam malam
"This call its from the Blues!"
Ada yang sedang berendam dalam aquarium
Di balik podium Imperium itu,
ia masih menyanyi lagu lama yang itu-itu juga
Sementara kita, masih berdesakan di gheto dan
kamp pengungsi, perut diganjal mie instan + nasi basi
Warta di televisi, anak jalanan disodomi plus dimutilasi
Para penyair masih sibuk diskusi soal diksi
wakil rakyat koalisi untuk kepentingan sendiri
dan demonstrasi sudah hampir tak punya gigi
"This call its from the Blues!"
Sambil bersandar di tiang listrik trotoar pinggir jalan
menyaksikan buruh, pedagang kaki-lima, pelacur serta
penganggur bertahan hidup serta mengais mimpi
di jantung negri yang penuh korupsi
"This call its from the Blues!"
Billy Holiday menyanyi, suaranya parau
menyalak mengoyak kelam malam
Ada yang terjarah, terjajah dan terluka
sementara aku disini, terkesima
menantikan lokomotif perubahan yang dijanjikan
tak kunjung muncul di stasiun harapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar